Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Manhaj Salaf Palsu Perusak Persatuan

______________
______________

Manhaj Salaf Palsu Perusak Persatuan

Ikutilah Quran dan Sunnah, tapi harus ikut pemahamannya para sahabat karena mereka adalah murid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kalam sahabat itu bisa didapatkan lewat muridnya, yaitu ulama tabiin, muridnya lagi ulama tabiut tabiin.

Kita dipersaudarakan oleh Allah dalam Islam. Saling doakan, hindari saling caci.

Nah, sekarang ini lagi trend istilah "manhaj Salaf dan Sunnah". Orang yang tidak paham pun ikut-ikutan. Apa sih itu salaf? Sebelum membahas definisi ini, perlu pembaca tahu bahwa trend hijrah, trend sunnah ini sudah dimanfaatkan oleh kalangan pebisnis untuk mendapatkan untung. Ini menodai nama islam. Jadi, kita perlu hati-hati dengan istilah. Berikut definisi salaf:

Diterangkan dalam kitab Tuhfah al Murid bahwa yang termasuk ulama salaf adalah para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in, terutama empat imam madhab. Yakni, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali. Dari sini bisa disimpulkan, ulama salaf adalah para ulama yang hidup pada era para Nabi, sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in. Sedangkan ulama khalaf adalah mereka yang hidup setelah masa tabi’it tabi’in.*

Imam Dalam Bidang Fiqih

Imam 4 yang tersebut adalah imam dalam ilmu fiqih. Fiqih ini muncul dalam urusan Islam, sedangkan istilah aqidah dan tauhid itu ada dalam urusan Iman, dan dalam urusan Ihsan muncul istilah tasawuf atau tazkiyatun nafs.

Ulama fiqih sebenarnya tidak hanya 4, tentu banyak di zaman salaf. Hanya saja ilmu mereka tidak semuanya tercatat. Nah, ulama yang 4 tersebut ilmunya tercatat sehingga membentuk suatu/semacam kurikulum fiqih. Sabda Nabi, kita dianjurkan ikut ulama mayoritas. Tentu, ikut yang ilmunya tercatat ini sama dengan ikut mayoritas; bukan malah ikut serpihan-serpihan kalam ulama yang ilmunya tak tercatat lengkap.

Berdasarkan pada tarikh, imam empat madhab  yang terakhir adalah Imam Ahmad bin Hanbal yang lahir di Bagdad pada bulan Rabi’ul akhir tahun 164 H/780 M, dan wafat pada Rabi’ulawal tahun 241 H/855 M. Dengan demikian, maka masa ulama’ salaf kira-kira berakhir sekitar tahun 241 H atau 855 M. Dan setelahnya, termasuk ulama khalaf . 

Pendapat lain mengatakan masa pemisah antara periode ulama salaf dan khalaf dibatasi dengan masa atau kurun tertentu. Paling tidak, ada tiga pendapat soal batas waktu ini sebagaimana penjelasan dalam kitab Raudlah al Ulama. Pertama, ulama salaf adalah ulama yang hidup sebelum tahun 300 Hijriyah dan ulama khalaf adalah ulama yang hidup setelah tahun tersebut. Kedua, ulama salaf hidup sebelum tahun 400 hijriyah. Sedangkan ulama khalaf hidup setelah tahun 400 hijriyah. Dan yang ketiga, berpendapat  bahwa ulama salaf adalah mereka yang hidup sebelum tahun 500 Hijriyah, sementara ulama khalaf adalah ulama yang hidup setelah tahun 500 Hijriyah.*

Imam dalam urusan Fiqih:

  1. Imam Hanafi/Abū Ḥanīfah (80 H - 150 H)
  2. Imam Malik bin Anas (90H - 174H)
  3. Imam Asy-Syafi'i (150 H - 204 H)
  4. Imam Hanbali (164 H - 241 H)**

Imam Dalam Bidang Hadits

Dilihat dari tahun-tahun yang tertera, ada beberapa Imam dalam ilmu Hadits yang hidup di masa salaf, mereka adalah:

  1. Imam Bukhari (13 Syawal 194 H (21 Juli 810) - 1 Syawal 256 H (1 September 870))
  2. Imam Muslim (204 Hijriah - 261 Hijriah)
  3. Imam Abu Dawud (202 H – 275 H)
  4. Imam Tirmidzi/At-Tirmidzi wafat tahun 279 H (8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun
  5. Imam An-Nasa'i (215 Hijriah - 303 Hijriah)
  6. Imam Ibnu Majah (207 Hijriah - 275)**
Jika ada orang mengatakan suatu hadits itu shahih, dhaif, palsu, dsb, tapi bukan di-dhaifkan oleh ulama di atas, maka lihat dulu ulama tersebut lahir dan wafatnya kapan. Jangan sampai mengatakan ikut ulama salaf, tapi malah ikut ulama khalaf.

Imam Dalam Bidang Aqidah

Sedangkan imam dalam ilmu Aqidah:
  1. Imam Ath-Thahawi (239-321 H)
  2. Abu al-Hasan al-Asy'ari (260 H — 323 H)
  3. Imam Abu Mansur Al-Maturidi (238 H - 333 H)**

Begitu juga dalam urusan aqidah. Ini urusan pokok, bahkan ada kelompok yang menganggap semua muslim yang berbeda dalam urusan aqidah, halal untuk dibunuh. Wah... Ngeri.

Lalu bagaimana dengan Syaikh Ibnu Taymiyyah, Albani, Bin Baz, Utsaimin yang sangat populer di kalangan salafi yang mengklaim dirinya sebagai pengikut manhaj salaf? Coba kita cek masa hidup mereka:

  1. Muhammad Nashiruddin al-Albani atau Syekh al-Albani (1914 M/ 1333 H – 1999 M/ 1420 H)
  2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1909 M/1330 H - 1999 M/1420 H)
  3. Ibn 'Utsaimin (1928 - 2001)
  4. Ibnu Taimiyah (661 H/1263 M – 728 H/1328 M)**

Nah, para pengikut 4 ulama ini mengaku sebagai salafi alias pengikut manhaj salaf. Padahal, Syaikh Albani itu justru kritikusnya ulama hadits dari kalangan salaf, bahkan beberapa hadits imam bukhari pun di-dhaifkan. Dalam bidang aqidah, mereka ikut Syaikh Ibnu Taymiyyah dengan ajarannya: Tauhid Uluhiyah, rububiyah, asma wa sifat.

Kelompok Perusak Persatuan

Kelompok salafi saya sebut sebgai perusak persatuan. Tentu tidak semua, tapi umumnya begitu. Kenapa? Sebab utamanya adalah salafi menghilangkan otoritas ilmu. Menurut salafi, semua sama, bahkan ulama salaf pun dianggap sama seperti ustadz-ustadz mereka. Semua boleh berfatwa, itu prinsip salfi. Jadi, tidak heran jika ada orang baru ngaji seminggu di salafi, langsung gemar menyesatkan tetangganya.

Perbedaan pendapat itu sudah biasa terjadi sejak zaman sahabat sekalipun. Di zaman itu, tinggal tanya Nabi, gampang. Setelah itu?

Kita tahu Nabi dan hadits-hadits Beliau itu melalui ilmunya ulama. Bahkan Al Quran sekalipun kita tahu dari Imam Asim. Lalu salafi mengatakan, "Kami menyampaikan kebenaran". Kapan mereka bertemu Nabi? Kita memang harus merasa benar, tapi benar berdasarkan ilmu yang kita miliki, bukan kebenaran mutlak seperti kebenaran yang dimiliki Allah.

"Ini hadits, Nabi yang berkata. Kamu menolak perkataan Nabi?!" begitu kebiasaan orang salafi. Padahal haditsnya dishahihkan oleh syaikh Albani, bukan ulama salaf.

Umat islam sudah tenang khusuk beribadah, salafi malah sibuk menghakimi ibadah muslim lainnya. Mereka menolak imam madzhab, mereka menkritisi imam madzhab fiqih, imam hadits, imam aqidah. Semua diajk berdebat. Jika diajak berargumen, mereka bilang, "Jangan berdebat dalam urusan agama." Seperti anak kecil kan?

Sufi sibuk ibadah, salafi sibuk ngurusi ibadah orang lain.




Referensi:
** Wikipedia

Belum ada Komentar untuk "Manhaj Salaf Palsu Perusak Persatuan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel