Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Guru Ternak Kambing

______________
______________

Guru Ternak Kambing

"Pulang kampung?"

"Iya. Mau cari-cari kambing."

Melihat Pak Zaki membawa tas besar, kayak ransel, seperti mau camping aja, Pak Hadi kaget. Di berhenti membaca sesuatu di HP-nya dan menyapa Pak Zaki. Dugaannya pasti mau pulang kampung. Rupanya benar. Memang berat juga hidup jauh sam istri. Keduanya tinggal di mess. Yaa... sama-sama jablai lah kalau malam. Untungnya sekolah ini menyediakan mess bagi guru yang dari jauh, kalau tidak, bisa tinggal di rumah janda. Hehe...

"Buat apa?"

"Ingin ternak kambing saya."

"Wah... luar biasa nih... Pebisnis rupanya...!!"

"Hehe... Ingin mandiri."

Pak Zaki tampak terburu-buru. Udah kangen berat kayaknya sama istri di rumah.

***

Hari Senin pagi Pak Hadi sudah duduk di kantor sendiria. Baru ada beberapa guru saja di sekolah. Padahal peraturannya sudah diwajibkan WFS alias wajib bekerja di sekolah, tapi banyak juga yang tidak datang. Biasanya guru yang rajin ke sekolah, internet di rumahnya tidak lancar, di sekolah kan disediakan komputer, internet lancar, ngebut pokoknya. Memang dilema sih, pihak sekolah mewajibkan guru datang ke sekolah, padahal masih masa pandemi, ditambah lagi, andai ada yang terpapar covid-19, sekolah tidak bertanggung jawab. Wah... Parah kan. Mungkin karena itu kepala gurunya tidak tegas. Akhirnya gini, peraturannya tidak jalan.

"Assalamualaikum...!!"

"Waalaikumsalam...!!" jawab Pak Hadi.

Rupanya Pak Zaki sudah datang. "Sendirian saja nih?"

"Iya, kapan balik dari kampung?"

"Tadi jam tiga."

"Udah dapat kambing?"

"Belum. Baru selesai bangun kandangnya."

"Berapa harga kambing sekarang?"

"Tergantung jenisnya. Kalau yang etawa, sembilan jutaan per ekor. Kalau kambing biasa, satu jutaan sudah dapat."

"Sebenarnya enakan bisnis ya."

"Kalau mikir uang, lebih enak bisnis, Pak. Anggap saja jadi guru ini beramal."

"Hahaha... gajjinya level amal jariyah, tugasnya kelas profesional."

"Hahahahahaha..... Ada-ada saja anda."

"Kan iya... Banyak banget tugas kita. Harus ini, harus itu. Belum lagu komplain wali murid. Kita juga yang kena batunya."

"Kalau soal uang, kalah sama lulusan SMA, pegawai mini market, pegawai pom, UMR gajinya."

"Benar, saudara saya ada yang kerja di miniamrket, UMR gajinya. Pulang kerja, mereka bisa langsung istirahat, kita... koreksi tugas menumpuk, belum lagi ditambah administrasi."

"Saya tarjet, dua tahunlah bisa balik kampung. Hidup di kapung saja, lebih menentramkan."

"Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, benar, Pak. Hidup di kampung itu lebih membahagiakan. Cuma, kalau jadi guru di kampung, wah, bisa tidak makan kalau tidak punya usaha lain yang jadi pemasukan tambhan."

bersambung

Baca juga: Mimpi Besar Sang Peternak

Belum ada Komentar untuk "Guru Ternak Kambing"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel