Cinta Sejati Bukan Pada Kecantikan Wajah
Sabtu, 20 Juni 2020
Tambah Komentar
______________
______________

"Coba mas cari kerjaan lain," katanya pada Rudi.
Gaji Rudi sebenarnya sudah cukup lumayan. Tapi calon istrinya selalu merasa khawatir hidup kekurangan. Ia ingin hidup yang berkecukupan. Sebenarnya Rudi sudah tidak maksa. Ia sudah memberi kebebasan pada calon istrinya untuk mencari pria lain yang lebih mapan. Rudi sudah tidak begitu pilih-pilih calon istri, wanita yang menentramkan lebih baik dibanding yang hanya cantik. Begitu pikirnya. Hari-harinya Rudi sibuk bisnis di luar jam kerjanya.
"Pekerjaan lain belum tentu lebih besar gajinya," jawab Rudi.
Tetapi, calon istrinya ingin ia bisa tampak hebat dengan penghasilan yang banyak seperti Pak De calon istrinya yang sudah sukses bisnis kuliner. Rudi merasa tersinggung sebenarnya dibanding-bandingkan dengan orang lain. Orang memang harus kerja keras, tapi hasilnya tidak ada yang bisa memastikan. Manusia hanya bisa berusaha.
Baca juga: Cerita Cinta Wanita Cantik pengidap AIDS
Semakin lama topik pembicaraan dengan calon istrinya bukan soal asmara lagi, tapi soal harta. Bahkan rasanya, bagi Rudi, berbicara dengan calon istrinya seperti sedang bicara dengan bos di kantor. Rudi jadi rindu sosok wanita yang romantis yang bisa mengisi hatinya. Rudi malah jadi sibuk cari wanita lain di Facebook, bukan untuk dijadikan pacar, tapi sekedar mengisi hari-harinya karena calon istrinya sudah seperti bosnya.
Ia bergabung dengan berbagai grup cari jodoh. Banyak wanita menawarkan diri di grup-grup tersebut. Rudi pun memilih yang cocok lalu ngobrol di inbox. Beberapa wanita terasa kurang romantis, mirip istrinya. Ia cari yang lain lagi. Rupanya ada wanita yang sudah punya anak yang enak diajak ngobrol.
“Mbak juga cari calon suami?” tanya Rudi.
“Tidak. Aku masih sama suamiku,” jawabnya.
“Loh, kok masuk grup cari jodoh.”
“Cari teman aja, hubunganku lagi ribet.”
“Masih serumah?”
“Masih, cuek-cuekan.”
“Masih tidur seranjang?”
“Tidak, aku dikamar lain.”
“Tidak maksa dia?”
“Tidak.”
“Mbak sendiri tidak ingin?”
“Aku biasa aja. Udah, jangan bahas itu.”
“Punya anak berapa?”
“Tiga.”
“Udah lama tidak idur sama suami?”
“Udah dua bulan lebih.”
“Tidak terangsang gitu lihat dia?”
“Udah, tidak usah ngomongin itu.”
Dia kirim foto. “Ini foto aku.”
“Salah apa suaminya?”
“Dia main fb ngaku duda. Ya, udah aku gabung ke grup cari jodoh.”
“Umur berapa anak-anak?”
“14, 8 dan 9.”
“Masih kecil-kecil ya.”
“Iya.”
“Kasihan kalau harus cerai.”
Rudi menunjukinya sebuah artikel yang membahas bahwa seorang suami tidak boleh dengan sengaja membiarkan istrinya, tidak menyetubuhinya lebih dari empat bulan. Wanita itu membacanya, tapi tidak komentar apa-apa. Selain dia, Rudi juga kenal dengan seorang janda berusia 52 tahun. Rudi juga tanya detail tentangnya. Katanya dia sudah menopause, tapi masih ingin bersuami.
Aneh, pikir Rudi.
***
Rudi diajak bisnis kuliner sama temannya, wah, menarik, tapi cukup melelahkan. Kalau sampek membuat dirinya tidak maksimal pada kerjaan utamanya, bahaya. Tetapi, memang, mau tidak mau dia harus upgrade penghasilan. Ia tidak bisa dihindari, ke depan kebutuhan semakin banyak. Akhirnya ia pun mau ikut bisnis kuliner.
Jadilah ia sibuk seharian. "Kok mas jadi jarang hubungin aku?" tanya tunangannya. Rudi jadi sibuk. Tetapi ia jawab saja kalau lagi membangun bisnis. "Tapi kan harus ada waktu buat aku," lanjutnya.
Rasanya Rudi ingin nikah sama orang tua saja. Wanita tua tidak rewel, pikirnya. Tetapi, ia sudah terlanjur tunangan, disyukuri saja. Tetapi, hubungannya semakin renggang karena dia sudah semakin sibuk, sedangkan tunangannya juga menuntut dia agar juga perhatian, meluangkan waktu untuk tunangannya. Rudi menyerah, dia memilih menikah dengan seorang wanita janda penjual bakso.
Belum ada Komentar untuk "Cinta Sejati Bukan Pada Kecantikan Wajah"
Posting Komentar