Maju Karena Dibantu atau Dibantu Karena Maju
Selasa, 09 Mei 2017
Tambah Komentar
______________
______________
Pertanyaan menarik. "Maju karena dibantu atau dibantu karena maju?" Pertanyaan ini diucapkan oleh Kyai Gontor KH Imam Zarkasyi yang di tulis dalam buku Ajaran Kyai Gontor halaman 107, karya Muhammad Ridlo Zarkasyi. Beliau berkata, "Gontor maju karena dibantu atau Gontor dibantu karena maju?" Jawabannya, "Gontor dibantu karena maju."
Mungkin banyak yang berpikiran, kalau sudah maju, buat apa dibantu. Tetapi, yang namanya bantuan itu bukan yang utama. Bantuan itu hanya kekuatan kedua yang menguatkan kekuatan utama. Jika kita punya suatu usaha, yang kekuatan utamanya ada pada diri kita, bukan pada orang-orang yang akan membantu. Mislanya, saya hendak memindah tumpukan pasir di depan rumah ke samping rumah. Lalau saya meminta bantuan tetangga agar meringankan beban saya. Apa lantas saya diam karena sudah ada mereka? Kalau saya diam, itu bukan minta bantuan, tapi nyuruh alias mempekerjakan. Tetangga bukan kuli.
Jika kita sungguh-sungguh dalam menjalankan sebuah usaha atau memimpin sebuah lembaga pendidikan, tentu orang tak segan untuk turut serta membantu kita. Kesungguhan kita akan membuat mereka percaya bahwa kita layak untuk dibantu, bahwa lembaga kita layak untuk didanai, meskii tanpa proposal. Bahkan calon investornya yang akan datang menawarkan diri karena melihat peluang besar pada usaha yang kita jalankan.
Tunjukkan bahwa kita layak untuk dipercaya. Tentunya dengan kerja yang bagus. Mari berkarya.
Baca juga: Siapa yang merubah nasib: Kita atau Tuhan?
Mungkin banyak yang berpikiran, kalau sudah maju, buat apa dibantu. Tetapi, yang namanya bantuan itu bukan yang utama. Bantuan itu hanya kekuatan kedua yang menguatkan kekuatan utama. Jika kita punya suatu usaha, yang kekuatan utamanya ada pada diri kita, bukan pada orang-orang yang akan membantu. Mislanya, saya hendak memindah tumpukan pasir di depan rumah ke samping rumah. Lalau saya meminta bantuan tetangga agar meringankan beban saya. Apa lantas saya diam karena sudah ada mereka? Kalau saya diam, itu bukan minta bantuan, tapi nyuruh alias mempekerjakan. Tetangga bukan kuli.
Jika kita sungguh-sungguh dalam menjalankan sebuah usaha atau memimpin sebuah lembaga pendidikan, tentu orang tak segan untuk turut serta membantu kita. Kesungguhan kita akan membuat mereka percaya bahwa kita layak untuk dibantu, bahwa lembaga kita layak untuk didanai, meskii tanpa proposal. Bahkan calon investornya yang akan datang menawarkan diri karena melihat peluang besar pada usaha yang kita jalankan.
Tunjukkan bahwa kita layak untuk dipercaya. Tentunya dengan kerja yang bagus. Mari berkarya.
Baca juga: Siapa yang merubah nasib: Kita atau Tuhan?
Belum ada Komentar untuk "Maju Karena Dibantu atau Dibantu Karena Maju"
Posting Komentar