Hormati Yang Tak Puasa
Selasa, 14 Juni 2016
Tambah Komentar
______________
______________

Orang beribadah itu urusan pribadi, katanya, jadi tak perlu merepotkan orang lain untuk menghormati ibadahmu. BENAR. Jika hanya mau puasa kalau tidak melihat makanan, itu namanya kurang ikhlas puasanya. Seharusnya, dalam keadaan bagaimana pun, ibadah tetaplah sempurna.
Pendidikan Generasi
Ada hal yang perlu kita perhatikan saudara, yakni pendidikan terhadap generasi. Ini berlaku untuk semua agama, semua golongan, dan semua orang. Umat islam perlu mendidik generasinya agar melaksanakan kewajiban ibadah. Mereka generasi muda itu masih lemah imannya, jika ada kesempatan, kemungkinan besar akan melanggar.
Ibadah memang urusan pribadi, tak perlu minta tolong pada mahluk. Tetapi pendidikan terhadap generasi, ini tanggung jawab bersama. Marilah salih membantu mendidik generasi. Pendidikan itu akan sukses jika lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah kondusif.
Pelatihan puasa terhadap anak-anak atau orang-orang yang masih lemah imannya akan lebih baik jika dijauhkan dari rangsangan-rangsangan yang bisa membuat mereka tergoda untuk tidak puasa. Salah satunya dengan menutup warung makan, atau paling tidak tidak terlalu nampak warungnya.
Nasib Penjual Makanan
Memang kita tak bisa mengabaikan nasib pada pedagang makanan. Mereka juga butuh penghasilan untuk kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Namun, inilah konsekwensi hidup bersama. Sesekali kita tertuntut untuk merelakan keinginan diri demi kepentingan orang lain. Mereka pun juka akan begitu di saat yang lain.
Penjual makanan masih bisa berjualan pada malam hari, artinya tidak 24 jam tutup. Atau mungkin berjualan di rumah saja atau delivery order. Tentu ada hikmah dari semua ini. Umat beragama yang lain juga begitu. Saat nyepi di Bali, masak mereka diminta menghormat yang tidak nyepi? Bagaimana jika ada yang ingin konvoy pada saat hari raya nyepi?
Semoga kita semua hidup rukun selalu. Aamiin.
Belum ada Komentar untuk "Hormati Yang Tak Puasa"
Posting Komentar