Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Apa Salahh Tarawih Ngebut?

______________
______________

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan tentang tarawih 2 rakaat yang selesai dalam waktu kurang dari 1 menit. Luar biasa. Banyak yang PURA-PURA kaget, syok, "Astaghfirullah," gumamnya. Padahal, hal semacam itu sudah lama berlangsung. Hanya saja dulu tidak ada sosial media, jadi beritanya tidak cepat menyebar.

Jika kita mau membuka mata dan melihat bumi Tuhan ini, insyaAllah tidak akan mudah kaget. Banyak sekali hal-hal yang kita anggap aneh di sana. Jika tarawih ngebut dianggap suatu kejelekan, yang lebih jelek dari itu juga tak sedikit. Lihatlah jauh di sana..!!

"Sholat tarawih itu tidak ada tuma'ninah-nya," saya pernah mendengar pernyataan semacam itu. Mungkin pemahaman ini yang dijadikan dasar dilakukannya tarawih ngebut. Namun, masalahnya bukan hanya soal ngebut atau lambatnya sholat tarawih, lebih dari itu yang perlu kita perjuangkan bersama adalah kualitas pendidikan islam, kualitas penyiaran dakwah Islam.

Tarawih ngebut, tarawih ngebut orang NU

Jika hanya menilai, itu mudah. Cukup katakan, "Itu salah", "Itu tidak baik", "Itu keliru", "Itu pelecehan", dsb. Tetapi apakah dengan begitu masalahnya beres? Bisa jadi muncul masalah baru: tersinggung, merasa tak dihargai pendapatnya, dan semacamnya. Sering saya temui orang ngototo mengatakan:
"Sudah jelas kan dalilnya...!!!"
"Sudah jelas kan itu keliru...!!"
"Sudah jelas itu tidak ada dasarnya..!!"
"Sudah jelas kan dalilnyay lemah...!!"
dan seamcamnya.

Tanpa pertolongan Allah, kita tidak akan mampu melihat, apalagi mencari dalil. Jika bukan karena Allah, kita tidak akan mampu memahami suatu ajaran atau perkara. Tenganglah, mohonlah bantuan-Nya agar mendapat solusi yang bijaksana. Selama hidup masih berlangsung, masalah akan selalu ada. Selama proses belajar belum usai, kekeliruan tak bisa dihindari. Umat islam itu belajarnya hingga ahir hayatnya. Maka tenanglah, tenanglah menghadapi suatu perkara.

Tersesat itu biasa, namanya juga lagi belajar. Justru lebih buruk lagi orang yang berhenti belajar, merasa sudah sangat banyak ilmu dan pasti benar. Ini justru lebih berbahaya. Yang tersesat akan kembali ke jalann yang benar seiring bertambahnya ilmu yang ia dapat. Tetapi mereka yang merasa sudah banyak ilmu dan gampang menjelekkan orang lain; tak sadar bahwa dirinya sudah mengabaikan kewajiban belajar.

Teori itu mudah, tapi fakta di lapangan sering membuat kita berputar-putar. DAN, kita tahu, strategi itu dibolehkan. Para Sunan (Wali Songo) itu paham tentang bid'ah dan kemusyrikan ritual-ritual tradisi, tetapi sebagai strategi dakwah, itu pun dilakukan dengan beberapap modifikasi. Perang tak harus maju terus, perlu taktik. Menurut keterangann pihak pesantren tarawih ngebut, hal tersebut dilakukan oleh pendiri dahulu kala, KARENA masyarakat setempat adalah masyarakat pekerja yang sulit diajak sholat. Bisa dekat dengan masjid, meskipun tidak sholat, itu sudah merupakan suatu kemajuan.

Kembali ke tarawih ngebut. Tak perlu ribut-ribut atau sok kaget. Kalau boleh saya singgung, banyak alumni perguruan tinggi islam yang membaca Al Quran seenaknya, bahkan terbata-bata. Bahkan saya tidak jarang mendapati khotib masjid tak hati-hati dengan tawallud, makharijul huruf, panjang pendek, dan semacamnya. Dan masih banyak lagi kelucuan-kelucuan, jika kita memang mau menganggap itu suatu yang lucu.

Itu biasa. Sembari silaturahim, lakukan musyawarah, sampaikan dengan bijak, dan bicarakan dengann baik. Dan, yang kita lakukan pun bisa jadi lebih pantas ditertawakan atau dicela dari pada tarawih ngebut. Wallahu a'lam. Semoga kita semua selalu mendapat taufiq dan hidayah-Nya.

Dauh Gus Mus (KH. Mustofa Bisri), "Kita semua sama-sama mencari jalan menuju-Nya." Bijaklah menyampaikan ilmu. Allah yang memberi hasil, BUKAN karena teriakan lantang seorang hamba

Belum ada Komentar untuk "Apa Salahh Tarawih Ngebut?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel