Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Jika Guru yang Belum PNS Ternyata Lebih Profesional

______________
______________

Guru PNS, GTT, GTY, Pendidikan
Jika siswa yang diajar guru PNS tak sepandai siswa yang diajar guru yang belum PNS...???

Jika keduanya tak akur, menurut saya, itu sama dengan ayah dan ibu yang tak akur.... BETAPA SEDIHNYA SANG ANAK....???

- Orang tua mencari sekolah berkwalitas untuk anaknya
- Sekolah butuh guru berkwalitas.
- Sekolah juga butuh fasilitas yang lengkap dan berkwalitas

Bicara soal sekolah berkwalitas itu sedikit lebih gampang. Kriterianya:
~ Gedung mewah
~ Fasilitas lengkap dan berkwalitas
~ Gurunya S1 dan S2
~ dsb.
Sekilas begitu.

Tetapi, bagaimana dengan guru yang berkwalitas?
1) Yang lama mengajar, benarkah?
2) Yang disiplin, datang jam 6 pagi, benarkah?
3) Yang ijazahnya S1/S2, apa iya?
4) Yang menguasai pelajaran kah?
5) Yang ceria?
6) Yang lucu?
dsb...

Coba kita berbincang sekilas tentang bagaimana cara sekolah mendapatkan (merekrut) guru YANG BERKWALITAS.
1) Ada yang diminta mengabdi dulu
2) Ada yang di-test (Skill tertentu saja)
3) Ada yang kontrak dulu, baru jadi guru tetap
4) dsb.

Guru kontrak biasanya langsung besar gajinya, bahkan bisa nego.
Yang mengabdi, tak usah gaji pun tak apa-apa.

3 posisi guru baru di atas sama-sama kurang nyaman: gaji kecil, bahkan tak digaji, yang gaji besar belum tentu diperpanjang kontraknya.

Mereka akan berproses di sana. Tetapi, ketika mereka sudah menyadari bahwa mereka sudah cukup meningkat skillnya setelah mengajar di lembaga tersebut, ada beberapap kemungkinan:
a) terus mengajar di sana.
b) terus mengajar di sana, tapi minta tambahan gaji.
c) mencari lembaga lain yang gajinya lebih besar/jadi dosen.
d) buka lembaga pendidikan sendiri
e) cari kerjaan lain yang gajinya besar

Jika semua guru yang direkrut seperti yang (a), entah karena memang benar-benar merasa nyaman atau hanya karena takut tak dapat kerjaan lain di luar sana, berarti nasib lembaga masih cukup bagus,..... tapi jika sekian persen dari mereka seperti yang (b, c, d dan e), berarti lembaga tersebut GAGAL untuk mempunya guru berkwalitas karena harus merekrut guru baru lagi yang belum jelas kwalitasnya.

Ada lembaga yang merekrut dengan kualifikasi tinggi, bahkan dengan tawaran gaji yang tak sedikit. Biasanya lembaga pendidikan swasta. TENTU saja akan menaikkan beban biaya siswa, atau sumber lain. Intinya, kalau boleh saya katakan, biaya produksi NAIK... ... PADAHAL, guru yang masuk dalam kualifikasi tersebut belum jelas kualitasnya.... Mungkin mereka pandai dan cerdas, IPK sempurna, tapi apa sudah ada bukti bahwa mereka bisa mengajar dengan baik? Bukankah untuk menilai keberhasilan pengajaran dan pendidikan itu tak sebentar??!!

Coba kita lihat anak-anak jaman sekarang.
~ Terdidikkah mereka?
~ Berapa persen yang terdidik dengan baik?

Jika ada siswa tawuran,
bolehkah guru disalahkan?
atau siswa saja yang disalahkan karena gurunya sudah S1/S2?

Masyarakat menilai hasil. Jika anak-anak yang lulus sekolah tetap tak baik moralnya, pendidikan (Sekolah) yang mereka salahkan. Jarang sekali di jaman sekarang ada orang bilang, "Anak siapa?", yang saya tahu, "Sekolah dimana?"

Melihat out put pendidikan yang demikian, tentu kebanyakan masyarakat tak mau buang uang untuk hal yang mereka anggap kurang bermanfaat. "Percuma bayar sekolah, hasilnya begini."

Makanya, ada beberapa orang yang jika melihat guru demo soal gaji, mereka bilang, "kerja belum bagus, minta tambahan gaji...!!"

Baca juga : Masalah-masalah Pendidikan dalam Catatan Saya

Belum ada Komentar untuk "Jika Guru yang Belum PNS Ternyata Lebih Profesional"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel