Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Ayahku Tidak Punya Moral

______________
______________

Tentang mahasiswa
Cerita tentang seorang mahasiswa ini mengungkap salah satu karakter mahasiswa yang menjadi aktivis. Dalam cerpen ini dikisahkan seorang mahasiswa yang sedang belajar mengkritik orang lain.

Kisah Sarjana Kritis

"Kamu tidak ikut demo?"

"Demo apa?"

"Protes kinerja pemerintah."

"Orang tuaku saja masih belum benar perilakunya, kok mau protes pemerintah."

"Ngaco loh, orang tua dibilang begitu!"

"Kenyataannya begitu. Kita harus lihat kenyataan, Bro. Orang terdekat saja belum dibenahi, kok malah ngurusin yang jauh."

"Aneh lho. Hati-hati dengan orang tua. Keramat."

Dimaz aktif di organisasi kampus. Ia menjabat seabgai pengurus bidang humas. Tetapi, ia mungkin satu-satunya aktivisi kampus yang tidak pernah ikut demo. Katanya, itu hanya buang-buang waktu. Katanya, itu hanya mengganggu orang lewat di jalan. Katanya itu bukan cara orang berilmu. Ia belajar berfikir kritis di organisasi, dan bahkan bukan hanya mengkritisi orang lain, tapi dirinya dan organisasinya pun ia kritisi, bahkan orang tuanya pun.

Menurutnya, orang tuanya tidak bermoral. Perilakunya tidak berprinsip. Menurutnya, orang tua seharusnya lebih bermoral dari anak muda, lebih bijaksana bersikap. Padahal, dulu dia yang dididik oleh orang tuanya, bahkan ia dipukul ketika salah. Sekarang, dia sudah menjadi orang berilmu, sudah paham tentang nilai dan moral. Sekarang sudah berbalik, ayahnya yang ia anggap tak bermoral.

"Kamu kok sering melamun, Bro?"

"Mikir keluarga, ortu."

"Kenapa?"

"Yaa, begitulah. Kehidupan mereka memburuk. Sering tengkar. Sama tetangga juga tidak baik."

"Namanya juga orang tua. Pendidikan mereka tidak seperti kita."

***

Mahasiswa Kritis Masih Butuh Orang Tua

 "Mau kemana, Dim?"

"Pulang."

"Besok, tidak kuliah?"

"Cuma ambil uang di rumah."

"Minta orang tuamu?"

"Tidak. Minta bupatiku."

Reza tersenyum mendengar jawaban Dimaz. "Okay, hati-hati, Bro. Salam sama ortu, ya."

"Insya Allah."

baca juga: Calon sarjana sastra

Belum ada Komentar untuk "Ayahku Tidak Punya Moral"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel