Ayahku Tidak Punya Moral
Selasa, 24 Februari 2015
Tambah Komentar
______________
______________

Kisah Sarjana Kritis
"Kamu tidak ikut demo?""Demo apa?"
"Protes kinerja pemerintah."
"Orang tuaku saja masih belum benar perilakunya, kok mau protes pemerintah."
"Ngaco loh, orang tua dibilang begitu!"
"Kenyataannya begitu. Kita harus lihat kenyataan, Bro. Orang terdekat saja belum dibenahi, kok malah ngurusin yang jauh."
"Aneh lho. Hati-hati dengan orang tua. Keramat."
Menurutnya, orang tuanya tidak bermoral. Perilakunya tidak berprinsip. Menurutnya, orang tua seharusnya lebih bermoral dari anak muda, lebih bijaksana bersikap. Padahal, dulu dia yang dididik oleh orang tuanya, bahkan ia dipukul ketika salah. Sekarang, dia sudah menjadi orang berilmu, sudah paham tentang nilai dan moral. Sekarang sudah berbalik, ayahnya yang ia anggap tak bermoral.
"Kamu kok sering melamun, Bro?"
"Mikir keluarga, ortu."
"Kenapa?"
"Yaa, begitulah. Kehidupan mereka memburuk. Sering tengkar. Sama tetangga juga tidak baik."
"Namanya juga orang tua. Pendidikan mereka tidak seperti kita."
***
Mahasiswa Kritis Masih Butuh Orang Tua
"Mau kemana, Dim?"
"Pulang."
"Besok, tidak kuliah?"
"Cuma ambil uang di rumah."
"Minta orang tuamu?"
"Tidak. Minta bupatiku."
Reza tersenyum mendengar jawaban Dimaz. "Okay, hati-hati, Bro. Salam sama ortu, ya."
"Insya Allah."
baca juga: Calon sarjana sastra
"Pulang."
"Besok, tidak kuliah?"
"Cuma ambil uang di rumah."
"Minta orang tuamu?"
"Tidak. Minta bupatiku."
Reza tersenyum mendengar jawaban Dimaz. "Okay, hati-hati, Bro. Salam sama ortu, ya."
"Insya Allah."
baca juga: Calon sarjana sastra
Belum ada Komentar untuk "Ayahku Tidak Punya Moral"
Posting Komentar