Featured post

Menikahi Janda Kaya Untuk Biaya Kuliah

BAB 1: Makan Malam Masakan Ibu Kost Ada orang ketuk pintu. Rian membuka kamar kostnya. Rupanya ibu kostnya, Bu Rahma. "Ibuk masak agak ...

Ucapan Selamat Natal dan kwalitas Pendidikan Islam di Indonesia

______________
______________

"Selamat Natal," ucapan ini hampir setiap akhir tahun selalu menjadi perdebatan di negeri kepulauan Indonesia. Tetapi, saya tidak hanya ingin mengulas tentang ucapan selamat natal saja, tapi juga ingin mengulas sedikti tentang  Kwalitas Pendidikan Islam.

Perbedaan pendapat dalam islam sudah sejak dulu ada, sejak zaman para sahabat yang pernah hidup bersama Rasulullah saw. pun sudah ada. Termasuk juga tentang hukum mengucapkan selamat natal terhadap umat nasrani/kristen.

Ucapan Selamat Natal, Umat Islam
Saya membaca berita di VOA Islam tentang spanduk bertuliskan "Umat Islam haram ucapkan selamat natal" dicopot satpol PP di Semarang. Spanduk tersebut bertujuan menghimbau atau mengingatkan umat islam, khususnya di Semarang. Saya juga membaca beberapa pengguna facebook mengatakan, "Saya muslim, tapi saya mengucapkan 'Selamat Natal' Tidak usah rasis," begitu kurang lebihnya. Saya juga membaca kecaman terhadap beberapa tokoh agama yang membolehkan atau tidak mengharamkan ucapan selamat natal oleh seorang muslim.


Masih hangat isunya di ibu kota negeri ini, Jakarta, yang sekarang dipimpin oleh seorang gubernur non-muslim. Kalau boleh saya menyebut "Para da'i" atau para aktivis dakwah, para pejuang agama islam dengan lantang menyerukan bahwa umat islam haram hukumnya memilih pemimpin kafir. Sebenarnya, jika dinalar dengan logika, jika di ibu kota memang dihuni oleh umat islam, kenapa beliau dipilih? Mereka tidak paham. Benarkah? Kok bisa? Sekali lagi, perbedaan pendapatlah yang membuat begitu.

"Islam Untuk Yang Kaya Saja"

Demikian opini saya melihat pendidikan islam di negeri ini, khususnya di kota saya sendiri. Waktu kecil saya sering mendengar seorang kyai berceramah di sebuah yayasan islam mengatakan, "Titip sepeda saja bayar Rp 500 tidak sampai satu hari, masak titip anak bertahun-tahun gratis?" katanya. Sebagai orang tua yang tidak sempat atau tidak mampu mendidik anak, HARUS berpikir demikian.

Akan tetapi, saya juga memperhatikan para da'i, yang katanya merupakan para penerus perjuangan Nabi saw. Mereka adalah orang-orang beruntung yang memiliki banyak ilmu pengetahuan. Orang yang mengaku aktivis dakwah, atau ustadz, atau apalah namanya adalah orang yang telah menyatakan diri pada umat manusia bahwa dirinya adalah penerus perjuangan nabi saw.

Rasulullah saw. dulu menyiarkan islam dengan resiko mendapat lemparan batu, hujaman tombak, panah, dan pedang. Rasulullah saw. terus berjuang menyiarkan islam. Bagaimana dengan penerusnya?

Kondisi Lembaga Pendidikan Islam

Dalam sebuah kabupaten, mungkin hanya ada 4-6 kecamatan yang berada di kota, selebihnya berada di lokasi pedesaan. Berada dimanakah lembaga pendidikan yang berkwalitas? Di daerah saya ada di pusat kota. Siapa yang belajar di sana, tentu anak orang kaya, karena biayanya tidak murah. Dimanakah ustadz dan ustadzah yang berkwalitas mengajar? Tentu di lembaga pendidikan islam  yang berkwalitas, yang biayanya mahal.

Di desa saya yang belajar agama dengan bagus hampir tidak ada. Buktinya tidak ada lagi penceramah sekarang. Kenapa begitu? karena mereka tidak punya biaya untuk mencari ilmu. Untuk beli buku, perlu mikir ratusan kali. Mungkin saya berlebihan membahas sulitnya belajar agama islam bagi orang tidak mampu. Tetapi, saya tidak terima jika ada orang yang punya pengetahuan lumayan banyak tentang islam mudah sekali mengatakan "Mereka ahli neraka, mereka menentang hukum Allah, mereka berbuat mungkar," dan sebagainya.

Bukankah itu wajar??? Mereka memang tidak mendapatkan pendidikan islam yang bagus. Jadi wajar mereka tidak paham islam dengan baik. Yang tidak wajar adalah orang yang mengaku ustadz, da'i, mengaku paham agama, mengaku tahu hukum islam, tapi bisanya hanya menilai keburukan orang lain sebelum menyampaikan ilmunya.

Ada ustadz yang pernah bercerita tentang bagusnya kwalitas lembaga pendidikan di kota besar di Jawa Timur, yakni di Surabaya dan Malang. Saya hanya bisa ternganga mendengarnya. Tidak mungkin orang tua mampu membiayainya.

Memang ada beasiswa atau bantuan, tapi itu bagi yang mempunyai kemampuan khusus. Anak tertentu saja kan?

"Semoga semakin banyak aktivis yang berjuang untuk memajukan pendidikan islam. Semoga bukan hanya anak orang kaya dan anak-anak yang sudah baik yang bisa menikmati belajar di lembaga pendidikan islam yang berkwalitas."

Belum ada Komentar untuk "Ucapan Selamat Natal dan kwalitas Pendidikan Islam di Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel