Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Media Islam Menjamur, Belajar Agama Jadi Mudah, Mudah Tersesat Juga

______________
______________

Mengamati media Islam jadi ingat pidato Mufti Ismail Menk---alumni University of Medinah, international speaker---kata beliau, "Jaman sudah semakin modern. Kita bisa belajar agama hanya dengan menekan tombol gadget, bisa memilih penceramah mana yang ingin didengar ceramahnya." Benar, dakwah semakin mudah sekarang. Bahkan sambil tiduran pun kita bisa belajar agama, dan seorang da'i bisa berceramah lewat gadgetnya. Islam semakin mudah didengar.

Pada hari Rabu, 11 Juni 2014, 09:17 WIB Republika.co.id menerbitkan sebuah berita berjudul "Umat Islam di Barat Sukses Kembangkan Ekonomi Syariah". Luar biasa. Ini pernah saya dengar di group facebook Canada bahwa kata salah seorang anggota group facebook tersebut bilang bahwa Eropa sudah menjadi negara islam. Namun dalam artikel di Republika tersebut juga disinggung tentang negara yang sudah lama dikenal sebagai negara Islam sendiri, sebaliknya, korupsi justru meraja lela. Saya bahkan berasumsi, apa karena di negara islam mereka lebih banyak belajar dan mengajar dari pada mempraktekkan??? Wallahua'lam.


Senang sekali waktu saya baru tahu VOA Islam. Ini sebuah kemajuan islam di Indonesia dan kemudahan belajar agama, pikir saya. Ada juga eramuslim, Hidayatullah, pkspiyungan, dsb.

Tetapi, (saya pake hurup tebal) saya mempertimbangkan artikel yang terbit di media-media islam tersebut. Berikut beberapa screenshootnya. Saya awali pembahasan artikel di eramuslim.com

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban 

Di awal artikel tersebut ada kata yang saya garis bawahi dengan garis warna merah. Artikel tersebut disodorkan untuk publik, dan tentu orang/pembaca akrab sekali dengan nama "muslim" yang menjadi nama domain website tersebut. Pembaca tentu saja berasumsi bahwa ini sudah sesuai ajaran islam dan mewakili karakter umat islam Indonesia khususnya (kecuali yang paham tentang media). Saya ambil contoh hukum memberitakan orang berzina, ini jelas diatur dalam Al Quran An Nisaa' ayat 15, harus benar-benar jelas dengan disaksikan 4 orang, berikut ayatnya:

15. Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya

Saya tidak hendak membahas hukum zina, tapi cara penyampaian berita dalam islam. Dalam artikel di eramuslim.com di atas, hanya menyebut "Satu media". Media apa? Kenapa tidak klarifikasi dulu pada Pak Ahok apa tujuan dan alasan pelarangan tersebut, atau pada orang-orang yang satu ruang kerja dengan beliau.

Apa umat islam yang menjadi pembaca website eramuslim.com memang sengaja disodori berita tidak jelas tentang kebijakan pemerintah??? Apalagi jika melihat judulnya, saya bahkan berani mengatakan bohong, meskipun pada kalimat di paragraf pertama disebutkan bahwa larangan menyembelih Qurban tersebut adalah di sekolah dasar. Jika orang hanya melihat di Google search kemudian tidak baca, jadilah pembaca beropini, "Ahok melarang umat Islam Qurban". Saya ingat pada cerita dosen komunikasi UNMUH Jember, Pak Heri B. Cahyo. suatu hari beliau pernah bercerita teks pidato yang dibuat mahasiswanya dengan judul, "Zina Boleh Asal Tuhan Tidak Tahu". Beliau tidak setuju karena akan disampaikan dengan bahasa lisan, takutnya audien hanya mendengar "Zina Boleh..." saja lalu tertidur. Ini soal komunikasi dakwah.

Pada gambar yang kedua di atas penulis artikel tersebutu menyodorkan link menuju sumber pernyataan Ahok. Saya coba buka, berikut situsnya:

 ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban 

Kalimat yang benar adalah "Dilarang Memotong Hewan Kurban di Sekolah Pendidikan Dasar".

Yang berikutnya adalah PKSpiyungan.org. Media ini juga bernuansa islam karena PKS meskipun merupakan partai politik, tapi dalam perkaderannya menggunakan ajaran Islam. Sedikit saya sampaikan pandangan saya tentang organisasi ini. saya mengenalnya waktu SMA, sekitar tahun 2004 dan memilih caleg PKS, karena perempuan. Pikir saya wanita lebih tlaten dan sabar. Tahun 2009 saya lebih dekat lagi lewat FLP (Forum Lingkar Pena) dan dekat dengan anaknya PKS: KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Saya kagum pada karakternya yang santun, tapi saya ragu dengan agamanya yang tidak jelas fikrahnya/alirannya. Di dalamnya ada orang NU, Muhammadiyah, dsb. Mungkin saya perlu lebih dekat lagi agar benar-benar tahu organisasi ini.

Berikut artikel tentang larangan Ahok berkurban di SD.
 
ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

Perhatikan judulnya. Padahal kenyataannya hanya diatur tempatnya sehingga beberapa tempat tidak diizinkan dilakukan penyembelihan qurban. Seorang wartawan yang dimaksud dari media mana? Apa wartawan tersebuut belum riset dulu tentang informasinya sebelum bertanya, kok bertanya tentang larangan qurban, bukankah itu larangan melaksanakan qurban di SD?

Yang berikutnya VOAislam.com. Perhatikan juga judulnya. Ada kalimat yang saya garis bawahi warna merah. Tentang hal tersebut saya ingin mengutip penyampaian Ibu Ratih Zulhaqqi, M Psi, Psikolog Anak dan Remaja dan ustadz Mohammad Fauzil Adhim. Tapi kita lanjut ke media berikutnya dulu. 

 ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

Yang berikutnya adalah Hidayatullah. Ormas islam yang satu ini terkenal pendidikannya yang bagus. Ingin suatu saat nanti saya bergabung, andai memenuhi syarat. Yang ini lebih lunak dari media-media sebelumnya. Namun judulnya sama tidak menyebut larangan di sekolah dasar.

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban
  ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban
 ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban 

Yang menjadi perhatian saya adalah kalimat "Apa iya trauma? kalau memang trauma, kenapa diadakan di tengah masyarakat? Kurban yang diadakan di masyrakat juga dihadiri anak-anak". Ini lebih pada soal pendidikan, atau pengenalan islam. Tetapi, pengajaran islam harus sesuai masanya. Kita lanjut dulu pada MUI, berikut komentarnya:

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

Komentar MUI hampir sama dengan komentar Hidayatullah: berlebihan, katanya.

Sekarang coba kita perhatikan klarifikasi Pak Ahok berikut:
judul: Ahok: Saya tak Larang Pemotongan Hewan Kurban di Sekolah
Wednesday, 24 September 2014, 16:40 WIB

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

Ternyata memang ada beberapa kepala sekolah yang memang merasa khawatir dengan kesiapan psikis anak. Saya mau mengutip kata-kata Ustadz Mohammad Fauzil Adhim--Pakar parenting, penulis buu keluarga, Dosen Psikologi. Dalam ceramahnya beliau menceritakan kekeliruannya dulu mengajari anak sholat sebelum usia 7 tahun, inginnya beliau, lebih awal lebih bagus. Tetapi setelah beliau belajar-belajar lagi akhirnya beliau menyadari bahwa mengajari anak sholat sebelum usia 7 tahun itu keliru. Sebelum usia 7 tahun anak sebaiknya dididik agar cinta ibadah, cinta belajar, cinta islam, agar berperilaku baik, dilatih skill sosialnya, dilatih jadi orang sabar, dan semcamnya. Belaajr itu ada tahapannya. Berikut videonya


Pendidikan ada tahapannya, tidak sembarangan. Mengenai pengenalan arti qurban, saya mencoba klarifikasi di fans page VOA-islam tapi belum mendapat tanggapan. Saya belum mendapat penjelasan kapan tepatnya mengenalkan makna qurban pada anak dengan cara melihat langsung, tapi saya akan menunjukkan beberapa fakta korban pengajaran agama yang kurang tepat.

Saya awali dari diri saya. saya hidup di desa dan belajar agama di lembaga yang tidak bagus manajemennya. Pemukulan, marah-marah sudah biasa, bahkan ustadz menganiaya dengan memukul dianggap pahala, dsb. Sehingga, ada efek buruk yang saya dan teman-teman alami. Ketika mendengar adzan kami terbiasa mengucapkan, "Aduh, udah adan," dengan nada mengeluh. Ketika jumat apalagi. Ketika merasa libur ibadah, misalnya hujan di hari Jumat, bahagia rasanya. Bahkan teman SMK saya ada yang takut mendengar orang mengaji atau qiroat.

Saya berusaha mengubah mindset tersebut, tapi tidak mudah. Saya sangat prihatin pada teman-teman yang belum menyadarinya.

Baru saja saya nonton tayangan MetroTV di YouTube, acara Suara Anda, membahas tentang aturan tempat pemotongan qurban. Ratih Zulhaqqi, M Psi, Psikolog Anak dan Remaja, yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa memang ada sebagian anak yang belum siap melihat hewan disembelih. Ada seorang penelpon dari jakarta, Riamah, menceritakan kisah keponakannya yang tidak mau makan daging lagi setelah melihat penyembelihan sapi saat penyembelihan Qurban.


Pak Agung priambodo, Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, yang juga hadir di acara tersebut menjelaskan pahwa instruksi tersebut adalah untuk mengatur agar mudah dikontrol. Selain itu, untuk menghindari penyakit seperti Antraks, Flu burung, Rabies, dsb. Contohnya di Bone, sekitar 20 sapi terjangkit antraks.

ahok larang kurban, peraturan kurban DKI, larangan kurban

Mohon maaf kepada admin media-media yang saya sebutkan di atas. Tetapi saya ingin sekali beropini, mengingat betapa sulitnya bagi saya belajar agama karena faktor ekonomi dan budaya. Saya juga kurang suka membaca media-media umum yang kurang mendidik. Saya senang sekali dengan hadirnya media-media islam. Tetapi, saya merasa harus bicara jika penyampaian terlalu terburu-buru. Jika memang keburu ingin memahamkan umat, bukankah Allah yang memahamkan. Tak perlu buru-buru pun bisa. Mohon perhatikan artikel yang memang pantas dipublish atau belum siap. Saya ingat nasehat Dosen komunikasi yang saya sebut di atas, beliau baru berani menyelesaikan satu artikel dalam satu minggu, jika itu berkaitan dengan urusan memahamkan umat.

Lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan pada masyrakat/pembaca bahwa perlu berhati-hati meskipun yang dibaca media bernama atau menggunakan domain dengan nama islam. Jika belum jelas hanya menimbulkan fitnah dan kebencian. Tidak jarang teman menyodorkan situs-situs tersebut untuk dibaca. Tapi, saya tidak biasa membaca dari satu sumber.

Tidak ada manusia yang sempurna. Semoga kita semua mendaapt Taufiq dan hidayah Allah untuk melakukan perbaikan.

Belum ada Komentar untuk "Media Islam Menjamur, Belajar Agama Jadi Mudah, Mudah Tersesat Juga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel