Ahok Mirip Umar RA; Habib Riziq Mendoakannya
Senin, 15 September 2014
Tambah Komentar
______________
______________
Orang yang tidak banyak pengetahuan soal politik dan agama pun ikut menolak Ahok menjadi gubernur. Agama yang menjadi masalah. Ada yang tidak suka karena beliau suku Tiong Hoa. FPI juga tegas menolak. Bahkan politisi Haji Lulung pun bilang, "Ahok harus dibinasakan...!!!" dibinasakan karirnya, maksudnya.
Tidak ada yang baik 100%, dan tidak ada yang buruk 100%. Ingat Ahok, saya ingat Umar RA.
Sisi baik Habib Riziq dalam pidatonya yang saya kagumi, "Kita doakan Ahok mendapat hidayah". Ini berarti teriakan beliau bukanlah kebencian. Beliau memahami bahwa orang selain islam dilarang menjadi gubernur. Itu pemahaman beliau saat berpidato. Suatu saat bisa berubah, karena kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan, manusia hanya belajar untuk sempurna. Beliau menolak karena beliau meyaikini bahwa Tuhannya melarang. Sama dengan Ahok (semoga tidak bohong), tidak korupsi karena percaya Tuhan ada dan melarang korupsi. Mendoakan lebih baik daripada mencaci.
Orang benci tidak mungkin mendoakan yang baik. Dan, sangat disayangkan, orang-orang terhormat (oknum) di DPRD mengatakan, "kami ini mitra kerja gubernur, kok disakiti...". Mungkin redaksinya beda. Tetapi maksudnya merasa tidak enak dengan sikap Ahok. Bahkan ada yang bilang akan menjegal. Demi kepentingan rakyatkah??? Perlukah sakit hati dalam melaksanakan tugas mulia? Sakit hati, tidak mau bekerja.
Saya meyakini Habib Riziq lebih baik dari sikap oknum DPR tersebut. Namun, yang saya nilai kurang baik dari FPI adalah dasar pertimbangan tindakan dan keputusannya. Khalid Bin Walid memang pernah dianggap keliru tindakannya oleh Umar RA, namun khalifah saat itu, yakni Abu Bakar As Sidiq membenarkan karena alasan jarak dan waktu dan tugas yang diemban Khalid. Mungkin Habib Riziq dan kawan-kawan FPI menilai ini adalah hal yang urgen, sehingga merasa cukup memahami atau mengkaji suatu masalah berdasarkan kelompoknya saja (wallahua'lam). Di negeri ini banyak kyai, ada dua organisasi islam tertua yang exis, ada banyak ormas islam, tapi mereka tidak bertindak seperti kawan-kawan FPI. Tetapi, tiap orang atau organisasi beda karakter, dan memiliki peran masing-masing. Semoga semua lebih banyak manfaatnya dari mudhoratnya.
Masyarakat muslim (masyarakat awam) mungkin atau pasti bingung dengan beragam wajah para organisasi dakwah islam. Para da'i atau organisasi dakwah menjadi artis yang seharusnya diteladani.
Tentang Ahok akan menggantikan Jokowi menjadi gubernur DKI memang memberatkan beberapa umat islam di sana, tapi saya yakin warga DKI lebih gelisah oleh beragam masalah di DKI yang sekarang sudah banyak disulap habis oleh Jokowi dan Ahok. Hampir setiap hari saya tonton video Ahok di YouTube, seperti malaikat saja orang ini. Sosoknya mengingatkan saya pada sosok Umar RA, Amirul muminin setelah Abu Bakar As Sidiq. Menurut saya Ahok mirip Umar RA, keras sikapnya. Tegasnya saja, maksud saya, bukan mirip semuanya. Jadi, jika ada yang tidak benar, segera ditindak dengan tegas. Kita tahu bagaimana Umar RA setelah masuk islam. Semoga doa Habib Riziq dan kawan-kawan FPI terkabul jika itu memang lebih baik.
Habib Riziq hanya ingin agar aturan ditegakkan, wallahua'lam. Berbeda dengan komentar-komentar liar yang penuh kebencian. Jika saya simpulkan pesan Habib Riziq, begini "Jika kita sudah tahu dan paham ini dilarang, hindari dan jangan lakukan." Jadi, yang tidak memahami non-muslim haram jadi gubernur DKI, tidak perlu keberatan. "Gitu aja kok repot," kata Wallahu yarham Gus Dur.
Belum ada Komentar untuk "Ahok Mirip Umar RA; Habib Riziq Mendoakannya"
Posting Komentar