Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Mengatur Tuhan

______________
______________

Harus selalu belajar. Jangan merasa sudah pandai sehingga kurang berhati-hati.

Anda pernah belajar ilmu tajwid atau ilmu fiqih? Ilmu tajwid adalah ilmu yang mengajarkan tata cara membaca Al Quran. Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu yang mengajarkan tentang hukum islam. Begitu yang kupahami.

Ustadz sering mengingatkan pada santri, katanya, ilmu fiqih atau syariat saja tidak cukup, harus diimbangi ilmu tasawuf.

Bedanya, orang yang banyak tahu tentang ilmu fiqih, biasanya teratur ibadahnya, sesuai ketentuan-ketentuan yang detail. Tetapi orang tasawuf, biasanya kurang peduli dengan ketentuan-ketentuan yang diajarkan dalam ilmu fiqih dan tajwid, bagi mereka yang lebih penting adalah hati.


Saya pernah mendengar orang yang tahu ilmu tajwid berkata begini, "Kalau bacaannya tidak begini, salah. Maka shalatnya tidak sah. Membaca ayat harus begini, biar sah shalatnya dan diterima oleh Allah."

Orang yang tahu ilmu fiqih juga begitu, "Ibadah yang diterima itu yang seperti ini. Kalau tidak begini, tidak diterima."

Saya bukan orang yang ahli agama. Tetapi hanya sekedar mengajak anda berfikir sejenak. Berfikir sejenak itu pahalanya lebih besar dari sholat seribu rakaat, begitu katanya.

Saya punya pertanyaan:

1) Manakah yang lebih sungguh-sungguh mengharap, orang yang merasa yakin diterima karena merasa sudah sesuai aturan, atau orang yang merasa bahwa ia belum sungguh-sungguh dan masih banyak kekeliruan.

2) Mungkinkah orang yang hatinya sudah yakin diterima, bisa menangis dalam sholatnya?

3) Bagaimana dengan orang yang merasa bahwa dirinya perlu mendekatkan diri pada Allah dan perlu bersungguh-sungguh meminta agar ibadahnya diterima?

Ketika seseorang mengajarkan tentang tata cara sholat dengan wajah meyakinkan, saya menjadi kurang yakin. Seolah-olah, dengan tata cara tersebut bisa mengatur Tuhan, bisa memaksanya menerima ibadah kita, bisa menggugatnya. Apa ia Tuhan Sang Pemilik segalanya bisa digugat?

Belum ada Komentar untuk "Mengatur Tuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel