Featured post

Ketika Wanita Pendosa Iri Pada Muslimah Taat

Cukup menarik. Saya perlu menuliskannya web ini. Tidak sengaja saya menemukan video ini disarankan YouTube. Bisa ditonton selengkapnya di Yo...

Berhenti Kerja Saja, Daripada Masuk Neraka

______________
______________

Berhenti Kerja Saja, Daripada Masuk Neraka

(Cerpen) Diambil dari kisah nyata

Ustadz Abu Akhirul Awwal adalah guru baru di sekolah Imam Abu Asykir, sebuah sekolah mewah berlabel sunnah. Beliau bukan satu-satunya guru baru di lembaga sekolah islam ini. Beliau mengajar di lembaga ini sudah satu bulan lebih. Jadi sudah lumayan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Apalagi sebelumnya beliau mengajar di sekolah islam juga. Kata beliau, namanya sekolah sunnah, tentu tidak jauh beda. Pasti di dalamnya adalah ustadz-ustadz sunnah.

"Saudara saya saya ajak bisnis tidak mau," kata Ustadz Hadi, guru Matemtika. "Sudah saya bilang riba itu haram. Memang susah orang dapat hidayah."

"Wah, kalau berhubungan dengan riba, mending berhenti saja, rezeki sudah diatur," kata ustadz Abu.

"Benar, Ustadz. Sudah saya sampaikan dalilnya kalau riba itu haram."

"Jangankan saudara antum, Ustadz, banyak ustadz-ustadz yang menghalalkan riba," tambah Ustadz Akbar, lulusan Al Azhar.

Ustadz Alam, guru Fisika, merasa tidak enak dengarnya. Beliau pun turut berkomentar, "Mungkin menghalalkan bunga bank, Ustadz," sahutnya. "Kalau riba, semua sepakat haram hukumnya."

"Bank kan ada bunganya, Ustadz," sanggah Ustadz Akbar.

"Tapi kan ulama tidak sepakat apakah bunga bank termasuk riba atau tidak."

"Ah... Itu ulama tidak bener."

***

"Saya di-telefon ummunya Fian, kelas 10," kata Ustadz Dani. "Dia curhat masalah anaknya, lamaaaaa sekali."

"Waaahhhh....!! Janda itu," kata Ustadz Malik. "Bisa dijadikan yang kedua."

"Hahahahahaa.... Beenran janda?"

"Beneran. Dia itu, orangnya memang gitu. Mungkin karena lama menjomblo ya..."

"Benar. Perempuan kalau lama menjomblo, memang gitu."

"Nah, makanya, selamatkan, Ustadz."

"Wah, kalau cantik, boleh juga."

"Kucing dikasih ikan ya..." celetuk Ustadz Hadi.

Tiba-tiba Ustadz Sarman, guru Biologi, datang, langsung ngomel-ngomel, "Gimana sih maunya piminan ini...?!" katanya. Semua guru yang lagi asyik ngobrol terdiam. "Apa tidak tahu hukum ya... Masak uang biaya bimbingan sebanyak itu, sedikit pun tidak masuk ke guru yang ngajar...!!" Ustadz-usadz yang lain sudah paham maksudnya. Ustadz Sarman masih berdiri, berbicara kepada siapapun yang berada di hadapannya. "Padahal orang tua itu bayar agar anaknya mendapat bimbingan tambahan yang bagus, nah, gimana mau bagus kalau gurunya tidak dibayar?!"

"Benar, ada tugas tambahan, harus ada uang tambahan."

Ustadz Abu menyimak. Hal seperti ini bukan hal baru bagi beliau. Bahkan beliau sempat menduga sekolah ini sama seperti sekolah sebelumnya, hanya labelnya sekolah sunnah.

"Kalau kita mau jujur, Ustadz," kata Ustadz Akbar yang kebetulan duduk di dekat Ustadz Sarman, "Sebenarnya, semua program yang kita berikan untuk anak-anak ini hampir 100% bohong semua."

Ustadz-ustadz yang lain tersenyum.

"Akhir zaman memang begini ya," tambah Ustadz Sarman. "Orang-orang bodoh diangkat jadi pemimpin."

Wah, ini kasar sekali sebenarnya. Tapi, karena beliau guru umum, maklum saja lah. Tetapi, jika kata ustadz Akbar itu benar, maka semuanya terlibat dalam kebohongan.

"Gaji kita gimana nih? Subhat?" tanya Ustadz Alam sambil tertawa kecil. Tidak serius nanyak sih.

"Wah, kita bekerja, Ustadz," kata Ustadz Malik. "Insya Allah tidak sampai subhat, kita ikhtiar."

Ustadz Abu jadi bingung. Pikirnya, memang sudah cari yang bersih. Sebenarnya banyak sekolah sunnah beneran. Beliau tahu itu, tapi gajinya tidak seberapa.

bersambung

Belum ada Komentar untuk "Berhenti Kerja Saja, Daripada Masuk Neraka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel