Kisah - Jika Jodohku Tak Sholehah
Selasa, 12 Maret 2019
Tambah Komentar
______________
______________

Ayat al Quran Tentang Pasangan Hidup
Laki-laki baik untuk wanita yang baik. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Ayat alquran tentang jodoh ini ada dalam Al Quran surah An Nuur ayat 26. Lalu bagaimana dengan kenyataan yang ada? Tidak sedikit laki-laki baik istrinya tidak baik, atau sebaliknya? Allah Maha Benar. Tak mungkin Ia salah. Saya pernah membaca dalam salah satu buku karya Ustadz Mohammad Fauzil Adhim. Beliau banyak menulis buku-buku keluarga, banyak bahasan tentang cara memilih jodoh menurut islam. Di salah satu bukunya beliau membahas masalah ini. Saya lupa buku yang mana. Buku beliau yang pernah saya baca: Agar Cinta Bersemi Indah, Kupinang Kau dengan Hamdalah, Kado Pernikahan Buat Istriku.Ustadz Mohammad Fauzil Adhim mengisahkan seorang pria baik yang mempunyai istri yang suka marah-marah, super cerewet, dan suka mengolok-olok suaminya. Kisah ini ada dalam kitab Uqudul Lujjain karya Syekh Nawawi al-Bantani. Pria tersebut biasa mencari kayu di hutan. Di rumah ia selalu berusaha untuk menyenangkan istrinya, selalu berusaha membuat istrinya tersenyum, selalu berusaha mereda amarahnya saat istrinya marah. Tetapi tabiat istrinya memang sudah begitu. Namun, sang suami yang penyayang tak pernah berputus asa.
baca juga: Cinta sejati fatimah binti abdul malik
Suatu ketika saat ia sedang berburu di hutan, tiba-tiba ada seekor singa besar di hadapannya. Sontak ia terkejut. Jarak begitu dekat. Mau lari, ia pasti kalah cepat. Mau melawan, tidak mungkin. Di tengah kebingungannya, tak sadar rupanya harimau tersebut sudah berada tepat di hadapannya. Tak ada yang bisa ia lakukan kecuali pasrah saja. Ia diam saja pasrah pada keadaan.
Namun, rupanya si singa tidak hendak menerkamnya. Singa itu malah duduk di hadapannya. Ia pun duduk dan memegang kepala harimau tersebut dengan pelan. Si singa diam saja membiarkan ia membelai-belai kepalanya. Ia pun akhirnya menyadari bahwa singa tersebut ingin menjadi sahabatnya. Sejak saat itu si singa menjadi sahabatnya.
Suatu hari saudaranya datang ke rumahnya. Ia disambut oleh istrinya, "Siapa?!"
"Saya saudara suamimu. Saya hendak mengunjunginya."
"Suamiku sedang mencari kayu. Semoga dia tidak dikembalikan ke rumah ini lagi oleh Allah," jawabnya dari balik pintu. Dia terus mengolok-olok suaminya.
Sang tamu heran dengan sikapnya. Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang bersama seekor singa dengan kayu bakar dipunggungnya. Sang tamu menyaksikan dua hal yang unik: istri yang tampak buas dan singa yang jinak dan baik.
"Kembalilah ke dalam. Semoga Allah memberkatimu," katanya pada istrinya, lalu mempersilahkan sang tamu masuk. Ia gembira sekali menyambut kedatangan saudaranya itu.
Setahun kemudian ia berkunjung lagi ke rumah saudaranya. Sama seperti tahun sebelumnya, ia tidak berjumpa sudaranya, hanya istrinya di rumah. Tetapi kali ini berbeda. Ia disambut dengan ramah oleh istri saudaranya. Ia juga memuji-muji suaminya. Sang tamu heran dengan perubahan ini. Tak lama kemudian yang ditunggu datang membawa kayu bakar. Tetapi bukan seekor singa yang memikul kayu bakar itu, ia memikulnya sendiri. Karena penasaran, ia pun bertanya pada saudaranya tentang perubahan istrinya dan kemana singa yang dulu membawakan kayu bakarnya.
"Saudaraku, istriku yang dulu itu meninggal. Aku menikah lagi dengan wanita sholehah. Dulu aku bersusah payah dengan sabar menghadapi sikap buruknya, hingga oleh Allah aku dikaruniai kemampuan yang luar biasa untuk menjinakkan singa. Sekarang aku hidup dengan wanita sholehah, keahlian itu pun hilang. Si singa itu pun pergi meninggalkanku."
Versi cerita mungkin berbeda-beda. Tetapi, yang ingin saya sampaikan adalah pelajaran dari kisah tersebut yang dijelaskan oleh Ustadz Mohammad Fauzil Adhim. Kata Ustadz Fauzil Adhim, berkat usahanya setiap hari berusaha keras menyenangkan istri, berusaha memberi kasih sayang terbaik untuk sang istri agar ia bahagia, usaha keras tersebut telah menjadikan jiwanya kaya cinta, kaya kasih sayang, auranya kuat hingga binatang buas sekalipun bisa merasakan kehangatannya. Mungkin menurut kita sang istri tak baik, buruk ahlaknya, tapi ternyata melalui sikapnya Allah memberi manfaat bagi sang suami.
Dari kisah di atas, kita bisa memahami bahwa Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Sabar itu dibalas pahala. Jika siang malam ia bersabar atas siakap istrinya, berarti sepanjang siang malam itu juga ia mendapat pahala sabar. Tentu ia juga berusaha memahamkan istrinya tentang ahlak mulia, walau istrinya tidak kunjung berubah. Berapa besar pahala yang ia dapatkan. Itu lahan dakwah baginya. Di dalam rumah pun ia punya kesempatan berdakwah. Tetapi, bukan berarti istri boleh bersikap buruk. Setiap amal muslim laki-laki maupun perempuan akan dihisap nanti. Juga bukan berarti kita dianjurkan mencari pasangan yang buruk ahlaknya, kita harus tetap berikhtiar mencari yang terbaik, lakukan istikharah jodoh. Tanya ulama cara memilih jodoh menurut islam. Namun, jika hasilnya tidak sesuai harapan, yakinlah itu adalah jodoh yang terbaik yang dipilihkan Allah.
Namun, rupanya si singa tidak hendak menerkamnya. Singa itu malah duduk di hadapannya. Ia pun duduk dan memegang kepala harimau tersebut dengan pelan. Si singa diam saja membiarkan ia membelai-belai kepalanya. Ia pun akhirnya menyadari bahwa singa tersebut ingin menjadi sahabatnya. Sejak saat itu si singa menjadi sahabatnya.
Suatu hari saudaranya datang ke rumahnya. Ia disambut oleh istrinya, "Siapa?!"
"Saya saudara suamimu. Saya hendak mengunjunginya."
"Suamiku sedang mencari kayu. Semoga dia tidak dikembalikan ke rumah ini lagi oleh Allah," jawabnya dari balik pintu. Dia terus mengolok-olok suaminya.
Sang tamu heran dengan sikapnya. Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang bersama seekor singa dengan kayu bakar dipunggungnya. Sang tamu menyaksikan dua hal yang unik: istri yang tampak buas dan singa yang jinak dan baik.
"Kembalilah ke dalam. Semoga Allah memberkatimu," katanya pada istrinya, lalu mempersilahkan sang tamu masuk. Ia gembira sekali menyambut kedatangan saudaranya itu.
Setahun kemudian ia berkunjung lagi ke rumah saudaranya. Sama seperti tahun sebelumnya, ia tidak berjumpa sudaranya, hanya istrinya di rumah. Tetapi kali ini berbeda. Ia disambut dengan ramah oleh istri saudaranya. Ia juga memuji-muji suaminya. Sang tamu heran dengan perubahan ini. Tak lama kemudian yang ditunggu datang membawa kayu bakar. Tetapi bukan seekor singa yang memikul kayu bakar itu, ia memikulnya sendiri. Karena penasaran, ia pun bertanya pada saudaranya tentang perubahan istrinya dan kemana singa yang dulu membawakan kayu bakarnya.
"Saudaraku, istriku yang dulu itu meninggal. Aku menikah lagi dengan wanita sholehah. Dulu aku bersusah payah dengan sabar menghadapi sikap buruknya, hingga oleh Allah aku dikaruniai kemampuan yang luar biasa untuk menjinakkan singa. Sekarang aku hidup dengan wanita sholehah, keahlian itu pun hilang. Si singa itu pun pergi meninggalkanku."
Versi cerita mungkin berbeda-beda. Tetapi, yang ingin saya sampaikan adalah pelajaran dari kisah tersebut yang dijelaskan oleh Ustadz Mohammad Fauzil Adhim. Kata Ustadz Fauzil Adhim, berkat usahanya setiap hari berusaha keras menyenangkan istri, berusaha memberi kasih sayang terbaik untuk sang istri agar ia bahagia, usaha keras tersebut telah menjadikan jiwanya kaya cinta, kaya kasih sayang, auranya kuat hingga binatang buas sekalipun bisa merasakan kehangatannya. Mungkin menurut kita sang istri tak baik, buruk ahlaknya, tapi ternyata melalui sikapnya Allah memberi manfaat bagi sang suami.
Dari kisah di atas, kita bisa memahami bahwa Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Sabar itu dibalas pahala. Jika siang malam ia bersabar atas siakap istrinya, berarti sepanjang siang malam itu juga ia mendapat pahala sabar. Tentu ia juga berusaha memahamkan istrinya tentang ahlak mulia, walau istrinya tidak kunjung berubah. Berapa besar pahala yang ia dapatkan. Itu lahan dakwah baginya. Di dalam rumah pun ia punya kesempatan berdakwah. Tetapi, bukan berarti istri boleh bersikap buruk. Setiap amal muslim laki-laki maupun perempuan akan dihisap nanti. Juga bukan berarti kita dianjurkan mencari pasangan yang buruk ahlaknya, kita harus tetap berikhtiar mencari yang terbaik, lakukan istikharah jodoh. Tanya ulama cara memilih jodoh menurut islam. Namun, jika hasilnya tidak sesuai harapan, yakinlah itu adalah jodoh yang terbaik yang dipilihkan Allah.
Belum ada Komentar untuk "Kisah - Jika Jodohku Tak Sholehah"
Posting Komentar